Selasa, 06 Desember 2011

Hubungan Tasawuf dengan Moral


I.      PENDAHULUAN
Berbicara tentang tasawuf sering timbul pertanyaan, benarkah bahwa hidup secara sufi berarti “melepaskan diri dari dunia?”. Nampaknya inilah citra umum yang kita miliki. Mereka orang-orang sufi memang mempunyai orientasi ke arah dunia yang lain. Nasr mengatakan bahwa “oleh itu ia(tasawuf) serupa dengan nafas yang memberikan hidup. Tasawuf telah memberikan semangat pada seluruh struktur islam, baik dalam perwujudan social maupun intelektual[1].  
Tasawuf secara umum merupakan falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku manusia dalam upayanya merealisasikan kesempurnaan moral, pemahaman tentang hakikat realitas dan kebahagiaan rohaniah. [2]



Sedangakan moral sendiri adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sehingga hubungan tasawuf dengan moral adalah Agama mengajarkan untuk selalu bersikap ramah terhadap sesama, saling berderma, saling membantu sehingga terbentuk ikatan kohesivitas dan solidaritas sosial. Dengan cara itu manusia akan bias merengkuh pemahaman semesta ala mini secara mendalam.
Tasawuf lebih sekedar perbincangan moralitas. Jika moralitas terpotret dari wujud tingkah laku manusia secara fisik, tasawuf menekankan hakikat moralitas itu sendiri. Pada dimensi tasawuf sebuah moralitas masih dipersoalkan: apakah mendasari pada ketulusan, keikhlasan, semata mengharap kerelaan Tuhan atau justru sebaliknya. Dunia lahiriah mungkin cukup dengan suatu tindakan konkret yang selaras dengan etika formal. Namun, dunia batin adalah sebuah penjelajahan dan pelatihan yang harius terus – menerus dilakukan tanpa henti, tanpa jeda dan terputus (istiqamah)

II.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan tasawuf?
2.      Apa pengertian dari moral?
3.      Bagaimana hubungan antara tasawuf dan moral?

III.      PEMBAHASAN
1.      Pengertian dari tasawuf
Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubung-hubungkan oleh para ahli untuk menyebutkan kata tasawuf. Harun Nasution misalnya menyebutkan lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf , yaitu al-suffah (ahl al-suffah), orang yang ikut pindah nabi dari mekkah ke madinah, saf (barisan), sufi (suci), sophos (bahasa Yunani:hikmah), dan suf (kain wol). [3]
Adapun arti dari kata tasawuf itu diambil dari kata shafw yang artinya bersih; atau shuffah yaitu suatu kamar di samping masjid Nabawi yang disediakan bagi para sahabat Nabi saw yang miskin; atau dari kata shaff yaitu barisan dalam shalat; atau berasal dari kata Yunani yaitu theosophos (theo artinya Tuhan, sophos artinya hikmat) atau kata shuf yang berarti bulu domba atau wol kasar yang dipakai oleh para ahli sufi sebagai lambang kesederhanaan.[4]
Pengertian tasawuf dari segi istilah. Tasawuf adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan dengan mengasingkan diri dan berkontemplasikesadaran berada dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad (bersatu dengan Tuhan). [5]
Menurut literature lain menyebutkan bahwa tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT.[6]
Hamka menyebutkan definisi bahwa tasawuf ialah membersihkan jiwa dari pengaruh benda-benda atau alam, supaya dia mudah menuju kepada Allah.
Sedangkan menurut Abdul Qadir Jaelani tasawuf yaitu suatu usaha yang sungguh – sungguh dengan jalan mengasingkan diri sambil bertafakur, melepaskan diri dari segala y6ang bersifat duniawi dan memusatkan diri hanya kepada Tuhan sehingga bersatu dengan-Nya.[7]
Tasawuf merupakan bagian dari ajaran agama islam, karena ia membina akhlak umat manusia di bumi ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akhirat.[8]
Jadi dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah usaha dan upaya jiwa dengan sungguh-sungguh dengan jalan bertafakkur mengasingkan diri dari segala yang bersifat duniawi, membersihkan jiwa dari pengaruh alam atau benda, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT.

2.      Pengertian Moral
Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan.[9]
Di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik dan buruknya terhadap suatu perbuatan dan kelakuan.[10]
Moral dalam istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menemukan batas – batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik dan buruk.[11]
Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.[12] Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang itu bermoral, maka yang dimaksudkan adalah orang tersebut tingkah lakunya baik.
Kata moral sering diidentikkan dengan budi pekerti, adab, etika, tata karma, dan sopan santun. Istilah tersebut dalam kosakata bahasa arab sering disebut dengan kata Akhlaq, bentuk plural dari khuluq yang artinya budi pkerti atau moralitas.
Dalam perkembangan selanjutnya istilah moral sering pula didahului oleh kata kesadaran, sehingga menjadi istilah kesadaran moral. Ahmad Charris Zubair dalam bukunya Kuliah Etika mengatakan bahwa kesadaran moral merupakan fakta penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila, dan perbuatannya selalu sesuai dengan norma yang berlaku.
Al-Qur’an menyebut kata ini sebanyak dua kali yaitu dalam surat As-Syu’ara:137
÷bÎ) !#x»yd žwÎ) ß,è=äz tûüÏ9¨rF{$# ÇÊÌÐÈ   
Artinya:

Tidak ada komentar: